|
Aku sedang tidur ketika HPku
berdering. Suara yang tak asing terdengar ditelingaku. Rupanya tante Wike ada
di Ykt. Katanya sich ada tugas kantor dengan teman-temannya dan aku diminta
datang kehotel *** tempat mereka menginap. Sambil jalan aku membayangkan sosok
tante Wike.Dia adik ibuku yang berusia 39 tahun. Kulitnya kuning
langsat dengan tinggi 175 cm,
tubuhnya ramping dan seksi.
|
Dadanya dihiasi oleh sepasang payudara yang indah
dan besar. Waktu kecil dulu aku sering mengintip dada tante Wike dan kalau
onani sering membayangkan dadanya itu. Kalau membandingkannya dengan artis,
tante Wike mirip Vina Panduwinata. Sesampai di hotel aku diperkenalkan dengan 2
teman tante Wike, Pak Bondan(46) dan Bu Shinta(37). Mereka memintaku menjadi
penunjuk jalan selama mereka di Ykt, dan aku menyanggupinya. Setelah itu kami
berkeliling kota
sampai jam 21:47.
Karna sudah malam tante Wike meminta aku menginap dikamarnya
saja. Kesempatan batinku, dari tadi aku sudah gatal melihat payudara tante Wike
dibalik baju tang top biru yang ketat. Aku tak ingat lagi kalau dia tanteku,
yang penting hasratku tersalurkan pikirku. Setelah masuk kamar tante Wike pergi
mandi, aku langsung memikirkan cara bagaimana agar aku bisa menikmati tubuh
tante Wike yang tetap seksi walau telah memiliki 2 anak. Saat dia keluar aku
menelan ludah, dengan celana pendek ketat sampai diatas lutut dan baju kaos
putih tanpa lengan benar-benar memamerkan lekuk-lekuk tubuhnya yang sempurna.
Saat tante Wike lewat didepanku tercium wangi sabun dari tubuhnya, saat ia
hendak mengeringkan rambutnya terlihat BH hitam kesukaanku dari balik ketiak
tante Wike. Aku jadi gelap mata. Begitu tante Wike membelakangiku, langsung
kurangkul dia. Bibirku menyedot lehernya, sementara tanganku yang satu meremas
sepasang payudara dan yang satu lagi bermain diselangkangan dan paha tante
Wike. Hanya sebentar ia meronta setelah itu tubuh tante Wike menjadi tenang.
“Izinkan aku merasakan tubuh tante yang indah ini ya?”
Desahku di kuping tante Wike.
“Gimana Ndra? Tapi sekali ini aja ya Ndra.. dan kamu harus
janji ini menjadi rahasia kita berdua” Kata tante Wike. Aku mengangguk kecil
tanda bersedia. Tante Wike lalu mencopot bajunya dan terlihatlah buah dadanya
yang putih mulus terbungkus BH hitam, aku diam memperhatikan, birahiku mulai
naik. Lalu tante Wike mencopot celana ketatnya terlihat paha mulus yang
kugerayangi tadi. Saat ia hendak melepas tali BH aku cegah. Dengan lembut
tanganku kebelakang pundak tante Wike membuka kaitnya lalu memelorotkan BH itu
sambil menggesek puting susunya. Sepasang payudara berukuran 36 B terlihat
sangat indah dipadu dengan puting susunya yang mencuat kedepan.
Tante Wike lalu mencopot celana dan CD hitamnya. Dan kini ia
telah telanjang bulat, penisku terasa tegang karna tak menyangka tubuh tante
Wike seindah itu. Lalu ia naik keatas ranjang dan merebahkan badannya
telentang. Aku begitu takjub, tubuh tanteku yang aduhai telanjang dan pasrah
berbaring diranjang tepat dihadapanku.
“Ayo Ndra.. apa yang kamu tunggu, tante udah siap, jangan
takut kalau belum pernah nanti tante bantu” Kata tante Wike.
“Iya.. tolong ya tante” Jawabku berbohong. Segera aku
melepas semua pakaianku karna sebenarnya aku juga sudah tak tahan. Kulihat
tante Wike memperhatikan kejantananku yang berdenyut-denyut, lalu aku naik
keatas ranjang dan memulainya. Langsung saja kukecup bibirnya, kulumat-lumat
bibirnya, terasa ia kurang meladeni bibirku, masih canggung pikirku, tapi tidak
aku hiraukan terus aku lumat bibirnya. Sementara kuarahkan tanganku ke dadanya.
Kutemukan gundukan bukit, lalu aku elus-elus dan remas buah dadanya sambil
sesekali memelintir puting susunya.
“Ooh.. Ndra.. apa yang kau lakukan.. ergh.. sshh..” Tante
Wike mendesah tanda birahinya mulai naik, sesekali aku merasakan ia menelan
ludah yang mulai mengental. Setelah puas dengan bibirnya, kini bibirku
kuarahkan kebawah, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mengulum buah dada
tante Wike. Sejenak aku pandangi buah dada yang kini berada tepat dihadapanku,
ooh sungguh indahnya, putih mulus tanpa cacat sedikitpun, seperti belum pernah
terjamah laki-laki. Langsung aku jilati dari bawah lalu kearah putingnya,
sementara buah dada kanannya tetap kuremas-remas sehingga tambah kenyal dan
mengeras. “Emmh oh aarghh” Tante Wike mendesah hebat ketika aku menggigit
puting susunya.
Kulirik wajahnya dan terlihat matanya merem melek dan
giginya menggigit gigi bawahnya, kini jariku kuarahkan keselangkangannya.
Disana kurasakan rambut yang tumbuh disekeliling vagina tante Wike. Jari-jariku
kuarahkan kedalamnya, terasa lubang itu sudah sangat basah, tanda bahwa dia
sudah benar-benar terangsang. Kupermainkan jari-jariku sambil mencari
kelentitnya. Kupermainkan jariku keluar-masuk didalam lubang vagina tante Wike
yang semakin licin tersebut. “Aarrgghh.. eenhh.. Ndra kam.. mu ngapain oohh..”
Kata tante Wike meracau nggak karuan, kakinya mengecak-ngecak sprei dan
badannya menggeliat. Tak kuperdulikan kata-katanya, maka tubuh tante Wike makin
menggelinjang dikuasai nafsu birahi. Kurasakn tubuh tante Wike menegang dan
wajahnya memerah bercucuran keringat, aku pikir dia sudah mau klimaks.
Kupercepat gerakan jariku didalam liang vaginanya.
“Oohh.. arghh.. oohh..” kata tante Wike dengan nafas
tersengal-sengal dan tiba-tiba. “Ooh..aahh..” Tante Wike mendesah hebat dan pinggulnya
terangkat, badannya tergetar hebat beberapa kali. Terasa cairan hangat memenuhi
lubang vaginanya.
“Oohh.. ohh.. emhh..” Tante Wike mendesah-desah meresapi
kenikmatan yang baru diraihnya.
“Ndra apa yang kamu lakukan kok tante bisa kayak gini?” Tanyanya
padaku.
“Kenapa memangnya tante?” Kataku sambil meremas payudaranya.
“Baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini, luar
biasa” Kata tante Wike. Ia lalu bercerita kalau om Widya (suaminya) hanya
sebentar saja jika bercumbu sehingga ia kurang puas. “Sayang.. sekarang
giliranku” Bisikku ditelinganya, tante Wike mengangguk kecil.
Aku mulai mencumbunya lagi, kulakukan seperti tadi, mulai
dari bibirnya yang kulumat, lalu buah dadanya yang aku nikmati. Setelah kurasa
cukup, kusejajarkan tubuhku diatas tubuhnya dan tante Wike tahu. ia lalu
mengkangkangkan pahanya lalu kuarahkan batang kejantananku keliang senggamanya.
Perlahan-lahan aku masukkan batang penisku dan aku nikmati. Batang kejantananku
mudah saja memasuki liang senggamanya karna sudah sangat basah dan licin. Kini
perlahan-lahan aku gerakkan pinggulku naik turun. ooh nikmatnya. “Lebih cepat
Ndra.. aarghh.. mmhh” Kata tante Wike terputus-putus dengan mata yang merem
melek. Aku percepat gerakanku lalu terdengar suara berkecipak dari selangkangannya.
“Iya.. begitu.. aahh.. terr.. russ.. aarghh..” kata tante
Wike tak karuan.
Keringat kami berucuran menjadi satu, kulihat wajahnya
semakin memerah.
“Ndra, tante mau.. enak lagi.. ohh.. ahh.. aahh ahh..” Kata
tante Wike sambil mendesah panjang, tubuhnya bergetar dan kurasakan vaginanya
dipenuhi cairan hangat menyiram batang penisku. Remasan dinding vaginanya
begitu kuat, akupun mempercepat gerakanku dan.. croott.. akupun mencapai
klimaks.. aahh.., kubiarkan air maniku keluar didalam liang senggama tante Wike.
Kurasakan nikmat yang luar biasa, kupeluk tubuhnya erat-erat sambil mengecup
puting susunya menikmati kenikmatan sex yang sesungguhnya. Setelah cukup
menikmatinya kucabut penisku dan kubaringkan tubuhku disampingnya. “Tante Wike,
terima kasih ya..” Kubisikkan lirih ditelinganya sambil kukecup pipinya.
“Tante juga Ndra.. baru kali ini tante merasakan kenikmatn
seperti ini, kamu hebat” Kata tante Wike lalu mengecup bibirku.
Kami berdua lalu tertidur karna kelelahan. Sekitar jam 3
pagi aku terbangun. Setelah meminum segelas air aku memandangi tubuh telanjang
tante Wike. Benar-benar menggairahkan sekali, kecantikan wajah dan keindahan
tubuhnya masih terjaga diusianya yang hampir berkepala 4 ini. Lalu aku mulai
mencumbunya lagi, kali ini aku ingin menikmati dengan sepuas hatiku setiap inci
tubuh tante Wike. Perlahan-lahan aku lumat bibir tante Wike dengan penuh
kelembutan sampai ia mulai terbangun lagi. Setelah tante Wike terbangun
kugunakan lidahku untuk membelah bibirnya, kupermainkan lidahku didalam mulutnya.
Tante Wikepun mulai berani, lidahnya juga dipermainkan
sehingga lidah kami saling beradu, membuatku semakin betah saja berlama-lama
menikmati bibirnya. Tanganku beroperasi didadanya, kuremas-remas payudaranya
yang kenyal mulai dari lembah sampai ke puncaknya lalu aku pelintir putingnya
shingga ia menggeliat dan menggelinyang. Dua bukit kembar itu semakin mengeras.
Ia menggigit bibirku saat kupelintir puting susunya. Setelah aku puas
dibibirnya, kini aku melumat dan mengulum payudaranya. Dengan sigap lidahku
menari-nari diatas bukitnya yang putih mulus itu. Tanganku tetap meremas-remas
buah dadanya yang sebelah kanan. Kulihat mata tante Wike sangat redup, ia
memagut-magut bibirnya sendiri, mulutnya mengeluarkan desahan erotis.
“Oohh.. aarghh.. en.. ennak Ndra, emmh..” Kata tante Wike
mendesah-desah. Tiba-tiba tangannya memegang tanganku yang sedang meremas-remas
payudaranya dan menyeret ke selangkangannya. Aku paham apa yang diinginkannya,
ia ingin agar aku segera mempermainkan liang vaginanya. Jari-jariku pun segera
bergerilya divaginanya. Kugerakkan jariku keluar masuk dan kuelus-elus
klentitnya yang membuat tante Wike semakin menggelinyang tak karuan.
“Ya.. terruss.. argghh.. eemmh.. enak.. oohh..” Mulut tante
Wike meracau. Setiap kali tante Wike terasa mau mencapai klimaks, aku hentikan
jariku menusuk vaginanya, setelah ia agak tenang, aku permainkan lagi liang
senggamanya, kulakukan beberapa kali.
“Emhh Ndra.. ayo dong jangan gitu.. kau jahat oohh..” Kata
tante Wike memohon.
Mendengarnya membuatku merasa kasihan juga, tapi aku tidak
akn membuatnya klimaks dengan jariku tapi dengan mulutku, aku ingin menerapkan
hasil latihanku dengan Bu Denok dan Bu Atika. Segera kuarahkan mulutku
keselangkangannya. Kusibakkan rambut-rambut hitam yang mengelilingi vaginanya
dan terlihatlah liang senggamanya yang merah dan mengkilap basah, sungguh
indah. Segera aku jilati lubang itu, lidahku kujulurkan keluar masuk.
“Ndra.. apa yang kamu lakukan.. arghh itu kan ji.. jik emhh..” Kata tante Wike.
Aku tak perdulikan kata-katanya, lidahku terus menari-nari
didalam liang senggamanya bahkan menjadi semakin liar tak karuan Ketika lidahku
menyentuh kelentitnya, ia mendesah panjang dan tubuhnya menggeliat tak karuan
dan tak lama tubuhnya bergetar beberapa kali, tangannya mencengkram sprei dan
mulutku dipenuhi cairan yang keluar dari liang kewanitaannya.
“Ohmm.. emhh.. ennak Ndra.. aahh..” Kata tante Wike ketika
ia klimaks.
Setelah tante Wike selesai menikmati kenikmatan yang
diperolehnya, aku mencumbunya lagi karna aku juga ingin mencapai kenikmatan.
Kali ini posisiku dibawah tubuh tante Wike. Aku tidur telentang dan tante Wike
melangkah diatas batang penisku. Tangannya memegang batang kejantananku yang
tegak perkasa, setelah menjilatinya lalu perlahan-lahan pinggangnya diturunkan
dan vaginanya diarahkan ke batang penisku dan dalam sekejap bless burungku
hilang ditelan liang kewanitaannya. Tante Wike lalu mulai melakukan gerakan
naik turun, ia angkat pinggannya dan ketika sampai dikepala penisku ia turunkan
lagi.
Mula-mula ia pelan-pelan tapi kini ia mempercepat
gerakannya. Kulihat wajahnya penuh dengan keringat, matanya sayu sambil merem
melek dan sesekali ia melihat kearahku. Mulutnya mendesis-desis, sungguh seksi
wajah wanita yang sedang dikuasai nafsu birahi dan sedang berusaha mencapai
puncak kenikmatan. Wajah tante Wike terlihat sangat cantik seperti itu ditambah
lagi rambut sebahunya yang terlihat acak-acakan terombang ambing gerakan
kepaalanya. Payudaranya terguncang-guncang, lalu tanganku meremas-remasnya.
Desahannya tembah keras katiak jari-jariku memelintir puting susunya.
“Oh emhh yaah.. oohh..” Itulah kata-kata yang keluar dari
mulut tante Wike. “Tante nggak kuat lagi Ndra..” Kata tante Wike sambil
berhenti menggerakkan badannya.
Aku tahu ia segera mencapai klimaks, lalu aku rebahkan tubuh
tante Wike dan kupompa liang senggamanya, tak lama tante Wike mencapai klimaks.
Kuhentikan gerakanku untuk membiarkan tante Wike menikmati orgasmenya yang
kesekian.
Setelah itu kucabut batang penisku dan kusuruh tante Wike
menungging lalu kumasukkan batang penisku dari belakang. Tante Wike terlihat
hanya pasrah saja terhadap apa yang kulakukan padanya. Ia hanya mendesah
kenikmatan. Setelah puas dengan posisi ini, aku suruh tante Wike rebahan lagi
dan aku masukkan lagi batang kejantananku dan memompa vaginanya lagi, karna aku
ingin mengakhirinya. Beberapa saat kemudia tante Wike ingin klimaks lagi,
wajahnya memerah dan tubuhnya menggelinjang ke sana ke mari.
“Ahh.. oh.. tante mau enak lagi Ndra. arrghh ahh..” kata
tante Wike.
“Tunggu sayang, ki.. kita barengan.. aku juga sedikit
lagi..” desahku.
“Tante udah nggak tahan Ndra.. ahh..” kata tante Wike
mendesah panjang. Lalu tubunya bergetar hebat, pinggulnya terangkat naik. caran
hangat membasahi batang kejantananku. Cairan hangat menyirami batang penisku
dan kurasakan dinding vaginanya seakan akan menyedot penisku begitu kuat dan
akhirnya aku pun tidak kuat.. crott.. aku pun mencapai klimaks. Nikmatnya luar
biasa. Lalu kami saling berpelukan erat meresapi kenikmatan yang merasuki kami
berdua.
“Thank’s tante” Bisikku sambil memelintir puting susunya.
Setelah itu 3 malam berturut-turut aku memuaskan hasrat yang terpendam sejak
aku kecil sampai tante Wike kembali pulang ke Smr.
“Kalau pulang.. jangan lupa kerumah ya” Bisiknya saat akan
naik ke pesawat terbang di bandara.
Aku tersenyum penuh arti. Sebentar lagi aku akan pulang
berlibur, aku sudah rindu dengan tante Wike yang aduhai.
TAMAT
Sumber : Berbagai
Sumber

Tidak ada komentar:
Posting Komentar